WISATA MURAH KOTA TUA SURABAYA

WISATA MURAH KOTA TUA SURABAYA




Minggu ini kita jalan-jalan murah yuk, yang gak harus keluarin duit buat biaya tiket masuk. Bisa sekalian jalan-jalan sore buat refreshing sebelum menghadapi hari Senin dengan seribu tugas yang menanti. Jangan lupa siapin kamera ya travelers karena bakal ada banyak hal yang bisa travelers temui di jelajah kita. Gak harus keluar kota kok, masih di Surabaya aja. Yang lagi liburan di Surabaya juga bisa ikutan, sekalian bisa buat selingan kalau bosan ke tempat wisata di Surabaya. Travelers tentunya uda tahu dong kalau keramaian kota Surabaya tidak hanya saat ini, namun juga di masa lampau. Bahkan sejak dulu Surabaya sudah menjadi pusat keramaian sekaligus pusat pemerintahan. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah gedung tua yang masih menghiasi wajah kota pahlawan ini. Dan ke sanalah kita akan menjelajah, ke kota tua Surabaya. Gak usah mikir serem ya, karena ternyata bangunan-bangunan tua ini menawarkan hal yang eksotis. Yuk mulai keliling kota Surabaya.



Gedung-gedung tua ini meski memiliki usia ratusan tahun tetap kokoh berdiri dan memancarkan karismanya sebagai bangunan megah di masanya. Sejumlah gedung bahkan masih terus dipertahankan, baik bentuk bangunannya maupun fungsinya. Tengok saja bangunan Gedung Grahadi yang ada di Jalan Gubernur Suryo dan kini menjadi kantor gubernur ternyata sejak dulu telah menjadi gedung pemerintahan. Di zaman Belanda gedung ini digunakan sebagai kantor Gouverneurs, begitu juga kala Jepang berkuasa yang menjadikan bangunan ini sebagai karesidenan atau Kantor Syuucho. Hal yang sama juga terjadi pada Gedung Balaikota, tempat ngantor walikota Surabaya ini sejak dahulu telah digunakan sebagai kantor walikota. Tak hanya gedung pemerintahan, kantor Polwiltabes Surabaya dahulunya juga menjadi markas polisi Belanda yang disebut dengan Hoofdbureau Van politie atau Hobiro dan dibangun pada tahun 1850. Pada masa kekuasaan Jepang pun bangunan ini menjadi kantor Polisi Istimewa Kota Surabaya.

Yang tak ketinggalan juga bangunan Kantor Pos yang pada zaman dahulu sudah menjalankan perannya sebagai pengantar surat, dokumen, bahkan wesel. Kemudian ada stasiun gubeng yang menjadi stasiun kereta api terbesar di wilayah selatan Surabaya. Meski kini bangunan stasiun semakin terlihat modern, namun stasiun ini menjadi salah satu saksi bisu perjalan sejarah kota Surabaya. Ada pula gedung PTPN (PT Perkebunan Nusantara) XI atau yang pada masa Belanda dikenal dengan nama Handelsvereeniging Amsterdam. Gedung Aniem juga hingga kini masih digunakan sebagai gedung yang berhubungan dengan listrik. Dan yang tak bisa travelers lupakan adalah sebuah hotel yang menjadi lokasi salah satu perang heroik di Surabaya hingga membuat kota ini bergelar kota Pahlawan. Apalagi kalau bukan Majapahit Surabaya Hotel yang dahulunya bernama Hotel Orange atau Hotel Yamato. Di hotel inilah arek-arek Suroboyo berhasil merobek bendera Belanda menjadi bendera Indonesia. Dan hingga kini pun hotel ini menjadi hotel bintang lima dengan kualitas internasional. Secara umum, bangunan dari Majapahit Surabaya Hotel tak banyak berubah sebagaimana bentuk awalnya dahulu.

Meski beberapa bangunan tua tetap dipertahankan bentuk dan fungsinya, masih banyak lagi gedung tua di Surabaya yang telah beralih fungsi. Sebut saja gedung tempat Bank Mandiri berada yang dahulunya merupakan kantor dagang Belanda bernama Lindeteves Stokvis yang kemudian beralih menjadi gedung peralatan perang milik Jepang. Sementara bangunan Rumah Sakit Darmo dahulunya oleh Jepang digunakan sebagai kamp Interniran anak – anak dan wanita. Kemudian ada pula Gedung Cerutu yang dahulunya merupakan kantor perusahaan gula yang telah ada sejak tahun 1916. Dan di bekas gedung ini pula berdiri salah satu hotel murah di Surabaya yang bisa travelers jadikan jujukan untuk menginap di daerah Surabaya utara, yakni Ibis Rajawali. Gedung ini pun tak banyak diubah bentuk aslinya dan mempertahankan arsitektur Belandanya. Hanya plakat bertuliskan Ibis Rajawali yang menjadi petunjuk.

Masih banyak lagi bangunan tua yang bisa ditemukan di Surabaya yang kini tetap dibiarkan kosong tak berfungsi. Bangunan-bangunan tua ini tersebar di Jalan Rajawali, Jalan Karet, dan juga Jalan Gula. Kalau travelers penghobi fotografi, bangunan-bangunan tua ini bisa menjadi spot yang menarik. Salah satunya di Jalan Gula yang kerap dijadikan sejumlah pasangan untuk foto prewedding mereka. Meski Jalan Gula hanya berupa gang kecil, namun tempat ini menjadi favorit para fotografer. Alasannya pengaturan pencahayaannya cukup mudah sebab dikelilingi gedung-gedung tinggi yang meski cuaca panas tetap terlihat teduh. Berminat travelers? yuk buruan ke sana, sekalian berwisata sejarah juga. Gak butuh biayakan? Murah namun tetap menarik ðŸ˜‰

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Heboh.!! Malam Pertama Pengantin Ini di Saksikan Keluarga Besar, Alasannya Mengejutkan

Inilah Penyebab Kenapa Laki-laki Dilarang Memakai Emas! Berikut Alasannya

7 Obyek Wisata Klaten Yang Wajib Dikunjungi